Jumat, 11 Agustus 2023

Apa Nama Kepanduan Saat Masa Hindia Belanda

Selama masa Hindia Belanda, organisasi kepanduan atau gerakan pramuka di Indonesia dikenal dengan beberapa nama yang berbeda. Inilah beberapa nama kepanduan yang ada pada masa tersebut.

1. Jong Java (Java Jongen Bond):
Jong Java adalah salah satu organisasi kepanduan yang didirikan pada tahun 1912 di Hindia Belanda. Organisasi ini awalnya ditujukan untuk anak-anak laki-laki berkebangsaan Belanda di Jawa. Jong Java bertujuan untuk membentuk karakter dan kedisiplinan, serta mengenalkan konsep kepanduan kepada para anggotanya.

2. Jong Sumatra (Sumatra Jongen Bond):
Jong Sumatra didirikan pada tahun 1915 di Sumatra, Hindia Belanda. Organisasi ini memiliki tujuan yang serupa dengan Jong Java, yaitu membentuk karakter, kedisiplinan, dan semangat kepanduan pada anak-anak laki-laki di Sumatra.

3. Padvinderij (Padvinderij voor Inlanders):
Padvinderij adalah organisasi kepanduan yang didirikan pada tahun 1916 di Hindia Belanda. Padvinderij ditujukan untuk penduduk pribumi (Inlanders) di Hindia Belanda. Organisasi ini bertujuan untuk mengembangkan kecakapan dan keterampilan praktis, serta membentuk karakter yang baik pada anggotanya.

4. Jong Ambon (Ambon Jongen Bond):
Jong Ambon merupakan organisasi kepanduan yang didirikan pada tahun 1917 di Ambon, Maluku. Tujuan Jong Ambon sama dengan organisasi kepanduan lainnya, yaitu membentuk kepribadian yang baik melalui pelatihan kepanduan dan kegiatan sosial.

5. Jong Batak (Batak Jongen Bond):
Jong Batak adalah organisasi kepanduan yang didirikan pada tahun 1917 di Sumatra Utara. Organisasi ini bertujuan untuk membentuk karakter yang baik, semangat kepanduan, dan memberikan pelatihan keterampilan kepada anak-anak laki-laki suku Batak.

Dalam masa Hindia Belanda, organisasi kepanduan tersebut menjadi wadah bagi anak-anak laki-laki dari berbagai latar belakang etnis untuk belajar dan mengembangkan nilai-nilai kepanduan, kecakapan hidup, dan sikap positif. Meskipun organisasi tersebut didirikan dengan nama-nama yang mencerminkan latar belakang etnis atau regional, tujuan utama mereka adalah membentuk karakter yang baik, kedisiplinan, keterampilan praktis, serta semangat kepanduan pada anak-anak di Hindia Belanda.

Pada perkembangannya, setelah kemerdekaan Indonesia, gerakan kepanduan ini mengalami perubahan nama dan menjadi Gerakan Pramuka yang lebih inklusif dan mencakup semua anak-anak Indonesia tanpa memandang latar belakang etnis atau regional.