Senin, 11 September 2023

Apa Yang Dimaksud Dengan Penamaan Enzim Secara Trivial Berikan Contohnya

Septuaginta adalah sebutan untuk kumpulan kitab-kitab yang diterjemahkan dari bahasa Ibrani ke dalam bahasa Yunani kuno pada abad ke-3 SM. Kata ‘Septuaginta’ berasal dari bahasa Latin yang berarti ‘tujuh puluh,’ merujuk pada legenda bahwa terjemahan tersebut dilakukan oleh tujuh puluh (atau beberapa versi menyebutkan tujuh puluh dua) cendekiawan Yahudi dalam waktu yang singkat.

Proyek penerjemahan Septuaginta dimulai pada masa pemerintahan Raja Ptolemaios II Philadelphus di Mesir, yang bertujuan untuk menyediakan salinan kitab-kitab suci Yahudi dalam bahasa Yunani bagi komunitas Yahudi di luar Palestina yang lebih menguasai bahasa Yunani daripada bahasa Ibrani. Proses penerjemahan ini diyakini berlangsung di Aleksandria, kota dengan populasi Yahudi yang besar pada saat itu.

Kitab-kitab yang termasuk dalam Septuaginta mencakup seluruh kitab-kitab dalam Tanakh (kitab suci Ibrani) serta beberapa kitab tambahan yang diterima oleh komunitas Yahudi Helenistik di Mesir. Kitab-kitab tambahan ini dikenal sebagai ‘deuterokanonika’ dan termasuk dalam bagian Apokrifa dalam kanon Kristen.

Penerjemahan Septuaginta memiliki pengaruh yang besar terhadap pengembangan agama dan budaya Yunani-Kristen. Selain memudahkan akses bagi komunitas Yahudi yang berbicara bahasa Yunani, Septuaginta juga memainkan peran penting dalam penyebaran agama Kristen. Ketika Injil dan surat-surat rasul ditulis dalam bahasa Yunani, para penulis sering mengutip atau merujuk pada kutipan dari Septuaginta.

Septuaginta juga memberikan kontribusi penting dalam studi tekstual dan kritis terhadap Alkitab. Penerjemahan ini menjadi sumber penting untuk memahami teks Ibrani asli, karena beberapa kali Septuaginta memberikan bacaan yang berbeda atau varian dalam teks Ibrani. Oleh karena itu, para sarjana dan ahli Alkitab sering mempelajari Septuaginta dalam upaya untuk memahami dan merekonstruksi teks-teks asli Alkitab Ibrani.

Dalam perkembangan selanjutnya, Septuaginta juga menjadi dasar bagi penerjemahan-penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa-bahasa lain selain Yunani. Terjemahan-terjemahan Alkitab ke dalam bahasa-bahasa seperti Latin, Suryani, dan Etiopia sering kali didasarkan pada Septuaginta, mempengaruhi cara orang-orang Kristen di berbagai budaya memahami dan mempraktikkan ajaran Alkitab.

Dalam konteks sejarah dan agama, Septuaginta memainkan peran penting dalam menjembatani antara dunia Ibrani dan dunia Yunani, dan menjadi tonggak penting dalam sejarah penyebaran dan interpretasi teks-teks suci. Kitab-kitab yang diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani dalam Septuaginta menjadi warisan budaya yang berharga, dan pengaruhnya terus terasa dalam studi Alkitab dan praktik keagamaan hingga saat ini.